KOTA MOJOKERTO – Polresta Mojokerto berkolaborasi dengan Pemerintah dan Kodim 0815 dalam rangka menciptakan harkamtibmas dengan menggelar FGD guna mengantisipasi kepanikan kenaikan harga BBM
Setelah digelarnya Fokus Group Discussion (FGD) bersama elemen mahasiswa, tokoh pemuda, Ojek Online dan pengusaha SPBU dalam rangka Harkamtibmas di Gedung Shaba Mandala Madya Pemkot Mojokerto. Kamis (01/09/22) kemarin, Polresta Mojokerto langsung meningkatkan Patroli
Kapolresta Mojokerto AKBP Wiwit Adisatria, S.H., S.I.K., M.T. menyatakan, kepolisian meningkatkan patroli rutin ke sejumlah SPBU guna mengantisipasi sejumlah hal seperti adanya potensi antrean panjang dan kerumunan akibat fenomena panic buying.
“Satsamapta kami turunkan untuk melakukan patroli dan Pengecekan yang berlangsung tiga kali sehari itu bermaksud untuk mencegah kelangkaan serta penimbunan BBM” ucap AKBP Wiwit kepada peliput. Jumat (02/09/22) sore.
Selain mengintensifkan patroli rutin, kami juga menurunkan anggota dilapangan dan intensif untuk memastikan pasokan bahan bakar dan mencegah terjadinya penyelewengan.
”Kami juga mengantisipasi apabila ada yang melaksanakan penimbunan-penimbunan sehingga tidak ada yang mencari keuntungan di situasi yang belum pasti ini, ” terangnya Kapolresta Mojokerto
Patroli rutin ke SPBU sejatinya sudah lama dilakukan oleh seluruh jajaran polsek. Bahkan, petugas melakukan pengecekan di SPBU tiga kali sehari. Setelah adanya isu kenaikan harga dan instruksi langsung oleh Kapolri
Kegiatan antisipasi tersebut bakal diintensifkan. ”Intinya jangan sampai ada masyarakat panic buying ataupun melakukan tindak pidana penimbunan, ” tegas Kapolresta Mojokerto AKBP Wiwit Adisatria
Dalam instruksi Kapolri, kata Wiwit, pihaknya juga diminta mensosialisasikan program bantalan sosial yang dikeluarkan pemerintah pusat. Turunnya harga tersebut tak lepas dari regulasi Kepmen ESDM No 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar BBM yang diterapkan pertamina. BBM non-subsidi yang turun harga adalah jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Rinciannya, Pertamax Turbo turun Rp 2 ribu dari sebelumnya Rp 17.900 menjadi Rp 15.900. Dexlite turun Rp 700 menjadi Rp 17.100 dan Pertamina Dex turun Rp 1.500 dari Rp 18.900 menjadi Rp 17.400.
Sedangkan harga BBM subsidi jenis Pertalite, Pertamax, dan Biosolar masih belum berubah. Pertalite di harga Rp 7.650 per liter, Pertamax Rp 12.500, dan Biosolar Rp 5.150.
Sementara itu dari Kepala regu SPBU, mengatakan adanya kehadiran patroli di SPBU Jalan Bhayangkara. Antrean kendaraan terpantau normal. Tidak ada lagi warga yang berbondong-bondong mengisi BBM seperti Rabu (31/8) malam. ”Sempat membeludak sampai tengah malam, ” kata Dadang
Menurut kepala regu SPBU, Dadang, antrean panjang terjadi lantaran adanya isu kenaikan harga BBM. Khususnya jenis bersubsidi. Namun, sampai dengan kemarin, kebijakan perubahan harga tersebut belum diterimanya. ”Belum dapat kabar kenaikan harga dari pusat, ” ungkapnya.
Di sisi lain, Dadang membeberkan, persediaan BBM tidak mengalami perubahan. Pasokan dan kuotanya masih sama dengan hari-hari sebelumnya. Per kemarin, pihaknya mendapat suplai 61.679 liter pertalite, 14.242 liter pertamax, 1.441 liter dexlite, dan 7.167 liter bio solar. SPBU juga melakukan pembatasan pembelian jenis BBM tertentu yang sudah diterapkan jauh sebelum isu kenaikan harga BBM berembus.
Seperti pembatasan untuk jenis bio solar maksimal 60 liter untuk mobil pribadi, 80 liter untuk kendaraan roda enam, dan 200 liter untuk kendaraan roda enam ke atas. Larangan pembelian dalam kemasan jerigen juga diterapkan untuk jenis BBM pertaliter. ”Kalau pertamax boleh tapi harus pakai jerigen bahan besi, ” terangnya (MK)